Mengais Keuntungan di Tengah Perlambatan Ekonomi Makro


Successful investing is anticipating the anticipations of others. – J.M. Keynes –
Jumlah investor di pasar modal Indonesia hingga kuartal I-2014 baru mencapai 0.17% dari total jumlah penduduk Indonesia, yang dimana sebagian besar masih didominasi oleh investor asing. Hingga pertengahan Sep-2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah meningkat sebesar 18.85% (ytd), dengan komposisi sekitar 62% vs 38% (saham vs obligasi) di pasar modal Indonesia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata nilai harian pasar modal Indonesia selama semester-I tahun 2014 mencapai Rp 6.15 triliun dengan volume perdagangan sekitar 5,112 juta lembar saham per hari. Artinya terjadi kenaikan sekitar 19.36% pada volume transaksi harian dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini, namun sayangnya hal ini hanya dapat dirasakan oleh investor yang telah existing selama ini.  Sementara dari sisi kapitalisasi pasar, pasar modal Indonesia baru mencapai USD415 miliar (per Maret 2014), dan hanya berbeda tipis dengan pasar negara Thailand dan Filipina yang masing-masing telah mendekati USD500 miliar.
Tentu anda telah mengetahui, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dipatok sekitar 5.2-5.4% hingga akhir tahun 2014 (jika harga BBM tidak dinaikkan), defisit transaksi berjalan telah menjadikan ruang fiskal menjadi sangat terbatas. Di sisi lain pemerintah hanya memiliki opsi menjaga tren pertumbuhan ekonomi melalui pengeluaran Rumah Tangga (RT) dan alokasi investasi pemerintah. Dari sisi makro peluang imbal hasil terlihat mengecil, namun jika kita pelajari lebih detail, peluang tersebut masih dapat diraih jika melihat reaksi pemerintah dalam mendorong proyek MP3EI hingga akhir tahun, serta rasio DPO (dividend payout ratio) yang akan ditingkatkan untuk sebagian saham-saham BUMN.
Kapitalisasi saham-saham BUMN mencapai hampir 30% dari total keseluruhan kapitalisasi BEI, sedangkan banyak perusahaan-perusahaan BUMN yang tersebar di sektor-sektor seperti keuangan, perdagangan, jasa & investasi yang jika dijumlahkan total-nya mencapai sekitar 60.84% dari seluruh sektor industri di BEI. Kenaikan saham-saham BUMN tentunya secara otomatis akan mempengaruhi pergerakan IHSG, dengan penyebaran perusahaan-perusahaan BUMN pada sektor-sektor seperti keuangan, infrastruktur dan dengan melihat potensi skala proyek pemerintah pada MP3EI dan rasio DPO yang kemungkinan akan ditingkatkan, kami melihat indikasi yang positif terkait hal ini. Pada gambaran lain,  pergerakan IHSG diprediksi akan mencapai level 5,300-5,350 hingga akhir tahun 2014, mengingat tingkat inflasi di akhir 2014 yang diprediksi mencapai level 7.5-8% maka alokasi investasi pada portfolio saham sangat disarankan.
(Penulis : Aditya Perdana Putra M.M. , Economist & Equity Analyst Phillip Securities Indonesia)

0 komentar "Mengais Keuntungan di Tengah Perlambatan Ekonomi Makro", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar